Teori Perilaku Konsumen
Teori perilaku konsumen merupakan salah satu pembahasan
penting dalam manajemen pemasaran. Menurut Asosiasi Pemasaran Amerika
(American Marketing
Association),
perilaku konsumen dapat diartikan sebagai interaksi dinamis antara afeksi dan
kognisi, perilaku, dan lingkungan, yang mana manusia melakukan pertukaran dalam
berbagai aspek dalam kehidupan mereka.
Dalam bahasa aslinya disebut: “Consumer behavior is the
dynamic intaraction of affect and cognition, behavior, and the environment by
which human beings conduct the exchange aspects of their lives.”
Teori perilaku konsumen ini sangat penting dalam bisnis
karena dalam mencapai tujuan pemasaran, sangatlah bergantung pada pengetahuan,
pelayanan, dan pengaruh pada konsumen. Dengan mengetahui teori ini, kita bisa
lebih mudah dalam menetapkan strategi pemasaran yang tepat untuk mencapai
target pemasaran kita.
Perilaku Konsumen
1. Perilaku
konsumen adalah dinamis. Ini karena pemikiran, perasaan, daan tindakan dari
setiap individu konsumen, kelompok sasaran konsumen, dan masyarakat secara
keseluruhan, adalah selalu berubah
2.
Perilaku
konsumen melibatkan interaksi. Hal ini melibatkan interaksi antara pemikiran
orang-orang, perasaan, tindakan, dan lingkungan.
3. Perilaku
konsumen melibatkan pertukaran. Pertukaran ini terjadi pada sesama manusia.
Misalnya, seseorang menyerahkan suatu nilai (value) kepada orang lain, dan
menerima sesuatu sebaliknya.
Pada dasarnya konsumen berperilaku ingin memanfaatkan uang
yang dimilikinya seekonomis mungkin, akan tetapi kebanyakan konsumen tidak akan
berhasil. Faktor penyebabnya antara lain sebagai berikut.
a.
Pengetahuan konsumen tentang kualitas barang terbatas.
b.
Adanya persaingan dari para konsumen.
c.
Kecenderungan konsumen bersifat masa bodoh terhadap situasi harga di pasar.
d.
Adanya tradisi yang kuat, sehingga memengaruhi tingkah laku konsumen.
Perilaku konsumen juga sangat dipengaruhi oleh hukum permintaan, yang mengatakan bahwa bila harga naik maka permintaan turun. Sebaliknya bila harga turun, maka permintaan naik, dengan catatan keadaan yang lain ceteris paribus.
Ada dua pendekatan konsumen berperilaku seperti hukum permintaan, yaitu sebagai berikut :
a. Pendekatan Marginal Utility
Pendekatan
ini bertitik tolak pada anggapan bahwa kepuasan (utility) setiap
konsumen bisa diukur dengan uang atau dengan satuan lain, sehingga konsumen
selalu berusaha mencapai kepuasan total yang maksimum.
b.
Pendekatan Kurva Indiferen (Indifference Curve)
Kurva
indiferen adalah kurva yang menunjukkan kombinasi konsumen antara dua macam
barang, yang memberikan tingkat kepuasan sama bagi konsumen. Kurva indiferen
memiliki beberapa ciri atau sifat antara lain:
1)
mempunyai kemiringan (slope) negatif, artinya miring dari kiri atas ke
kanan bawah,
2) bila kedudukannya lebih tinggi menunjukkan tingkat kepuasan yang semakin tinggi,
3) tidak pernah saling berpotongan dengan kurva indiferen yang lain,
4) cembung ke titik asal (titik 0).
2) bila kedudukannya lebih tinggi menunjukkan tingkat kepuasan yang semakin tinggi,
3) tidak pernah saling berpotongan dengan kurva indiferen yang lain,
4) cembung ke titik asal (titik 0).
Kurva
Indiferen
Karakteristik
Pembeli Mencakup:
- Kultur atau Budaya
: Jika menilik pada kultur budaya di Indonesia saat ini yaitu, masyarakat yang
dinamis, gengsi yang besar, kebutuhan hidup yang selalu meningkat dengan
ditandainya daya beli masyarakat yang tinggi terhadap produk-produk yang di
unggulkan.
- Sosial
: Pada kelas ini masyarakat dengan status sosial menengah ke atas merupakan
target pasar yang diminati para produsen, meskipun tidak menampik kelas sosial
menengah kebawah. Karena pada kelas menengah atas, produsen paham betul
kebutuhan yang dinginkan, disamping itu daya beli yang tinggi. Yang paling
terlihat menjadi pembeda pada kelas ini adalah pendapatan, pendidikan dan
tempat tinggal.
- Personel
: faktor ini mencakup hal yang bersifat subyektif, karena personal satu dengan
yang berbeda, mecakup pola gaya hidup, pekerjaan dan usia.
- Proses Pembelian:
Pengenalan persoalan, Pencarian informasi, Evaluasi alternatif, Keputusan
pembelian, Perilaku setelah pembelian. Pada tahap akhir perilaku konsumen untuk
membeli suatu produk dapat didentifikasi sebagai berikut: Pemilihan
produk, Pemilihan merek, Pemilihan dealer, Waktu pembelian, Jumlah pembelian.
Kategori
orang dalam proses pembelian:
- Initiator:
orang yang pertama menyarankan untuk melakukan pembelian. Pada bagian ini
marketing sangat berperan banyak.
- Influencer: orang yang memberi pandangan atau
advise yang mempengaruhi. Pada tahapan ini marketing masih memberikan
pengaruhnya, memberikan edukasi terhadap calon konsumen terhadap produk yang
ditawarkan. Namun pada tahapan ini tidak hanya marketing saja yang memberikan
edukasi, seorang ahli dalam bidang tertentu juga berperan dalam tahapan ini.
a. Decider:
orang yang memutuskan.
b. Buyer:
orang yang melakukan pembelian
c. User:
orang yang memakai produk yang dibeli.
Perilaku pembelian
a. Perilaku pembelian
kompleks. Pertama orang akan membangun keyakinannya kepada produk tertentu,
kemudian menentukan sikap, terakhir melakukan pilihan yang berarti.
b. Dissonance-reducing
buyer behavior. Seseorang dalam pembelian barang yang mahal, beresiko dan
jarang; mungkin cepat melakukan pembelian. Akan tetapi mempertimbangkan harga
dan kenyamanan; dan mungkin menemukan bahwa merek lain lebih baik dari yang
dibelinya. Dalam hal ini dia mengalami dissonance.
c. Kebiasaan
membeli. Banyak barang dibeli tanpa melibatkan banyak pertimbangan.
d. Ragam pencarian
perilaku pembelian. Pembeli tidak terlalu memikirkan barang yang dibeli tetapi
sering menukar-nukar merek.
0 komentar:
Posting Komentar